Badrul Redzuan Abu Hassan, (2005) Orang Asli talks in Akiya’s Tuntut. SARI: Jurnal Alam dan Tamadun Melayu, 23 . pp. 3-14. ISSN 0127-2721
|
PDF
99kB |
Official URL: http://www.ukm.my/sari/index.html
Abstract
Penerbitan antologi cerpen Tuntut (2001) karya Akiya adalah peristiwa yang penting kepada jati diri masyarakat Orang Asli. Judul Tuntut sendiri jelas bermaksud ‘menuntut’ sesuatu yang pernah dan berhak diwarisi Orang Asli. Yang termuat dalam karya Akiya ialah beberapa persoalan ideologi yang ingin diketengahkan ke dalam arus perdana melalui beberapa ‘suara’ yang sekian lama terpinggir. Orang ramai lebih suka melihat jati diri Orang Asli sebagai yang statik, tetapi tidak ‘lapuk’ oleh perubahan masa. Orang Asli lazim dilihat tidak lebih daripada sekumpulan manusia dari masa lampau yang tidak signifikan langsung kepada masyarakat yang dominan. Rencana ini mencadangkan naratif dalam Tuntut adalah kritikal untuk memperjuangkan suara-suara daripada masyarakat dan Orang Asli demi memantapkan jati diri mereka. Sehubungan itu, adalah penting untuk kita menilai sejauh mana karya Akiya ini jujur dan adil di dalam melakarkan representasi masyarakatnya
Item Type: | Article |
---|---|
Keywords: | Suara; voyage-in; tuntutan semula; subaterniti; totalisasi |
Journal: | International Journal of the Malay World and Civilisation (Formerly SARI) |
ID Code: | 1039 |
Deposited By: | Ms. Nor Ilya Othman |
Deposited On: | 09 May 2011 06:47 |
Last Modified: | 14 Dec 2016 06:28 |
Repository Staff Only: item control page