Penulisan kreatif sebagai kaedah regulasi emosi dan pembentukan kecerdasan spiritual dalam kalangan mahasiswa

Abstract

Dari sudut pandang psikologi perkembangan, remaja berdepan dengan pelbagai tahap konflik untuk memilih emosi terbaik dalam situasi yang rencam. Anjakan masa dan latar dari tahap kanak-kanak melintasi dewasa, merupakan satu fasa yang luar biasa genting dan sangat memberi dampak terhadap masa hadapannya. Maka fasa ini perlu didukung bukan sahaja sisi sosial, intelektual malah yang lebih utama adalah spiritual. Tulisan ini merungkai peranan intelektual menerusi kegiatan penulisan kreatif untuk membantu remaja (mahasiswa) melakukan regulasi emosi khasnya melalui gubahan cerpen. Pembentukan watak fiktif yang bertindakbalas terhadap konflik yang bergerak di atas garis plot cerpen, rata-rata mewakili proses penataan diri saat berdepan dengan permasalahan. Seramai 64 responden terlibat yang terdiri daripada mahasiswa Universiti Kebangsaan Malaysia. Kajian ini menggunakan Model Kecerdasan Emosi Goleman (1998) dan Noriah et al. (2004) bagi membentuk intisari soal selidik. Sebanyak tujuh dimensi kecerdasan emosi dan spiritual dikaji, iaitu kesedaran diri, regulasi/pengurusan emosi, motivasi diri, empati, kemahiran sosial, kerohanian dan kematangan. Hasil kajian menemukan kecerdasan emosi dan spiritual mahasiswa berada pada tahap tinggi. Ia termasuk tahap regulasi emosi mereka. Analisis korelasi mendapati terdapat hubungan positif signifikan yang kuat antara kecerdasan spiritual dengan kecerdasan emosi. Begitu juga kecerdasan spiritual dengan regulasi emosi. Ini bermakna bahawa kecerdasan spiritual mahasiswa boleh mempengaruhi regulasi emosi dan kecerdasan emosi mereka. Implikasinya, adalah penting kecerdasan spiritual dipupuk bagi melahirkan mahasiswa dengan kecerdasan emosi yang baik. Menariknya, ia mengarah pembentukan kemahiran mencipta watak, latar, plot, sudut pandang dan gaya bahasa yang dapat menyalurkan emosi yang baik dan mampu menilai semula konflik yang dibangunkan dalam narasi sesebuah cerpen.